Kamis, 07 Juni 2012

RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

SEKOLAH : SMA Kartika Kendari
MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia
KELAS : X SEMESTER : 1
ALOKASI WAKTU : 2 x 45 Menit

A. STANDAR KOMPETENSI
Mendengarkan: 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung/tidak langsung.

B. KOMPETENSI DASAR
Mengidentifikasi unsur sastra (intrinsik dan ekstrinsik) suatu cerita yang disampaikan secara langsung/rekaman.

C. INDIKATOR
1. Kognitif
a Proses
Mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik yang ada di dalam cerpen
b. Produk
 Menentukan unsur intrinsik yang ada di dalam cerpen
Menjelaskan maksud unsur intrinsik cerpen
2. Psikomotor
Menyampaikan unsur-unsur intrinsik yang telah ditemukan di dalam cerpen
 Menanggapi penjelasan tentang unsur-unsur yang ditemukan oleh teman.
3. Afektif
a. Karakter
 Kerja sama Teliti Tanggap
b.Keterampilan sosial
 Menyampaikan hasil diskusi dengan baik dan benar Membantu teman yang mengalami kesulitan.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Kognitif
a.Proses
Setelah membaca cerpen yang disajikan, siswa diharapkan mampu menemukan unsur-unsur intrinsik yang terdapat di dalam cerpen
b.Produk
Setelah membaca dan membahas hasil pencapaian tujuan proses di atas, siswa diharapkan mampu menuliskan kembali unsur-unsur intrinsik yang telah ditemukan.
2. Psikomotor
 Secara berkelompok siswa dapat menyampaikan unsur intrinsik cerpen yang disediakan dalam LKS 1: psikomotor.
3. Afektif
a. Karakter
Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperhatikan kemajuan dalam perilaku seperti kerja sama, teliti dan tanggap.
b.  Keterampilan sosial
Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan dalam kerampilan menyampaikan hasil diskusi dengan bahasa yang baik dan benar, bekerja sama dalam kelompoknya, dan membantu teman yang mengalami kesulitan.
E. MATERI PEMBELAJARAN
 Teks cerita pendek
F. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Model pembelajaran : pembelajaran langsung (eksplisit)
Metode pembelajaran Diskusi Unjuk kerja Penugasan
G. BAHAN DAN ALAT
   Lembar kerja Spidol  Teks Cerita Pendek

H.  SKENARIO PEMBELAJARAN

Nokegiatan awal kegiatan inti kegiatan akhir
A1
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan keadaan siswa yang tidak hadir.

Siswa membentuk kelompok antara 4-5 orang per kelompok.
Guru dan siswa melakukan refleksi tentang pembelajaran hari ini.

B2
Guru memberi motivasi kepada siswa.Guru memberi penjelasan tentang kinerja yang akan dilakukan siswa pada saat menyimak cerita yang akan disampaikan.Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini.
C3Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Siswa mendengarkan/menyimak cerita pendek yang sudah disediakan oleh guru, yang akan dibacakan oleh teman secara bergantian.Guru memberi tugas kepada siswa
D4Guru melakukan apersepsi dengan bertanya mengenai pengetahuan siswa tentang unsur intrinsik yang terdapat dalam karya sastra B1Secara berkelompok siswa berdiskusi mengenai unsur intrinsik di dalam cerpen kemudian mengidentifikasi dan menuliskan unsur intrinsik yang terdapat di dalam cerpen. Setiap kelompok menunjuk salah satu anggotanya untuk menyampaikan secara lisan hasil diskusi secara runtut dan jelas di depan kelas. Siswa bertanya jawab/menanggapi informasi yang didengar/disimak dengan bahasa dan alasan yang rasional dan logis.
kemudian guru pembelajaran ditutup dengan salam.

I.SUMBER PEMBELAJARAN
 Buku: Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA kelas X Materi esensial Bahasa Indonesia Silabus


J. EVALUASI DAN PENILAIAN
 Tugas Individu:
 Menggunakan LKS
 Jenis Tagihan Penilaian: LKS 1 dan LP 1
 Bentuk Instrumen Penilaian: Uraian Bebas Jawaban Singkat

 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BAHASA INDONESIA SMA KELAS X SEMESTER 1

 Standar Kompetensi Mendengarkan: 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung/tidak langsung.

Oleh: Media Pembelajaran:

Cerpen

Aku bagaikan manusia yang terhina. Rasanya kehadiranku tak pernah diharapkan siapapun, bahkan oleh kedua orang tuaku. Aku lahir dari sebuah keluarga yang hidupnya sangat memprihatinkan. Teramat sangat, karena kedua orang tuaku hidup dengan tidak layak ditambah lagi dengan pendidikan rendah dan sikap yang kolot. Hidup dengan kekurangan disana-sini menjadikan ibu dan bapak sebagai orang tua yang haus akan materi. Namun parahnya tiada upaya, hanya impian meninggi namun sangat tipis usaha untuk menggapainya. Jangan tanyakan di mana keluarga kami yang lain. Karena keadaannya sama saja. Entah mengapa aku lahir di tengah-tengah kelurga bobrok ini, bahkan aku menyebutnya keluarga terkutuk. Pada dasarnya orangtuaku mengharapkan anak mereka yang lahir adalah lelaki, karena mereka berharap kami akan membantu perekonomian keluarga. Namun, anak pertama terlahir sebagai perempuan, berlanjut terus tanpa henti hingga aku terlahir sebagai perempuan di urutan ke delapan. Hah…tidak usah heran, karena mereka pun tak pernah lelah mengharapkan impian bodoh mereka itu. Kedengarannya kasar sekali aku mengecam orang tua dan keluargaku sendiri. Namun, itulah kerasnya kehidupan, kadang kita akan terseret ke dalam arus disekelilingnya. Aku muak!! Aku tak ingin terus-terusan hidup luntang – lantung dalam kehidupan menyebalkan seperti ini. Apalagi setelah kelahiranku beberapa tahu lalu bapak pergi entah ke mana. Ia mungkin tak sanggup lagi memikul tanggung jawab untuk menafkahi sembilan orang perempuan yang hanya menyusahkan kehidupannya. Aku tahu di luar sana ia pasti berteriak lega. Hingga sudah bisa ditebak aku tak pernah tahu bagaimana rupa bapakku itu. Malam ini ku pilih sebagai malam yang tepat untuk mengakhiri bebanku selama ini. Apakah aku akan bunuh diri? Owh, tidak!! Aku tidak sebodoh itu. Aku hanya ingin memulai kehidupan baruku. Yaa, sama seperti bapak yang lari meninggalkan kami. Toh aku juga tidak akan dicari oleh mereka. Malah sangat pasti mereka akan senang, karena tanggungan mereka berkurang satu lagi. Hari-hariku berjalan dan berlanjut apa adanya. Awalnya sulit karena aku harus hidup sendiri tanpa ada yang perduli dengan diriku. Terkadang aku berpikir untuk mencari bapak. Ibu pernah bercerita, bahwa bapak mempunyai tanda yang bisa aku kenali. Yaitu ia mempunya tanda lahir berbentuk bulan sabit berwarna hitam legam di punggung sebelah kanan. Tanda yang langka, sehingga mudah untuk dikenali. Namun, apakah mungkin aku memeriksa punggung setiap laki-laki? Hah, mustahil. Sudahlah aku pun melenyapkan keinginan gila itu. Lagipula jika aku bertemu dengannya, aku mau apa darinya? Aku sudah teramat benci terhadapnya. Lelaki tak bertanggung jawab.!! Mungkin itulah awal dari kebencian ku yang teramat sangat terhadap lelaki. Apalagi aku terbiasa hidup di lingkungan perempuan yang mandiri tanpa lelaki. Ibu pun seolah mengajarkan untuk benci terhadap lelaki. Akhirnya ini juga yang membawaku ke dalam lembah kesalahan. Semua orang tahu bahwa hidup di jalan bukanlah hal mudah. Sangat banyak godaan yang menyesatkan. Dan aku pun tak bisa menghindarinya. Dan yang membuat aku bertahan dengan semua itu karena aku menikmatinya. Aku tak punya keahlian apa-apa. Yakh, terpaksa untuk membiayai hidup aku pun bekerja menjual diri. Mungkin bagi orang, perjalanan ini sudah biasa. Sudah tak sedih lagi. Sudah bassiiii….!!! Tapi itu tanggapan orang yang hanya mendengarnya, tapi bagiku yang merasakannya, ini sangat sakit. Saakiiit…. dan pedih…! Namun hal itu tak membuatku sedikit bersimpati terhadap pria. Jangan pikir aku akan menyerahkan tubuh ini pada pria-pria di luar sana yang nakal. Hah,,,tidak!! Tidak akan pernah.!! Lalu,, pada siapa?? Yakh, tentu saja terhadap sesama jenisku: perempuan. Hufft….aku merapikan pakaianku dan bergegas meninggalkan hotel. Siang itu aku baru saja “melayani” pelanggan setiaku. Pelangganku memang terbilang sedikit, karena memang susah untuk mencari yang seperti kami. Mungkin banyak, tetapi banyak yang tidak mau mengakui bahwa mereka adalah kaum lesbi. Namun, biarlah dengan begitu sainganku tidak terlalu banyak, dan tentu saja bayaranku akan tinggi. Seiring bertambahnya usia, pelangganku semakin berkurang. Apalagi usia yang semakin menua membuat parasku tak secantik dulu. Tenagaku pun tak sehebat dulu lagi. Sehingga banyak pelangganku yang kabur. Aku pun mulai berpikir untuk mencoba “menjualnya” kepada lelaki. Aku yakin pelanggan lelaki lebih banyak dan lebih mudah didapat. Lagipula tubuhku pun masih belum terlalu jelek bagi para lelaki. Awalnya aku berat, sangat berat. Aku tak pernah membayangkan akan melakukannya dengan lelaki. Karena terus terang rasa benci yang tertanam sejak kecil, belum bisa aku lenyapkan. Tapi kehidupan yang menuntunku. Malam ini, aku pun mendapatkan pelanggan pria pertama ku. Aku sama sekali tak merasakan apapun terhadap pria ini. Seorang pria paruh baya, yang dalam pikiranku sungguh tidak tahu diri. Seharusnya ia insaf, karena melihat tampangnya ia tak akan berumur panjang lagi. Tapi,,, sudahlah. Yang terpenting aku mendapatkan uang. Kami pun memulainya. Aku sungguh baru pertama melakukan ini dengan pria, setelah puluhan tahun aku bergelut dalam dunia hitam ini dan melakukannya dengan wanita. Aku merasakan hal aneh. Entah, apa namanya. Aku merasakan kesedihan yang mendalam. Ketika ia mulai menjelajahi tubuhku, hingga melucuti satu-persatu pakaian yang melekat ditubuhku. Namun, ditengah “permainan hot” kami itu, aku tersentak kaget. Aku kemudian segera memakai pakaianku. Aku tak peduli ketika pria itu terus memanggilku. Aku menghempaskan tubuhnya yang masih berusaha untuk memaksa aku kembali melanjutkan hubungan tadi. “ Kita belum selesai nona!! Jadi kamu tidak akan bisa lari dariku”. Huh…aku tidak peduli. Aku menhempaskan tubuhnya. Kutatap lekat-lekat wajahnya. Wajah itu seperti tak asing bagiku. Bahkan aku segera merasakan perasaan benci yang memuncak terhadap semua lelaki. Aku berlari terus berlari. Tiba-tiba saja rasa penasaran tentang sosok selama ini yang aku cari-cari hilang sudah. Karena baru saja aku melihat sebuah tanda bulan sabit berwarna hitam legam di punggung sebelah kanan. SELESAI  



LKS 1: LEMBAR KERJA SISWA Bahasa Indonesia
Nama……………………. Kelompok……………… Tanggal……………….

Kegiatan 1 Bacalah cerita pendek yang telah disediakan. Setelah membaca, kerjakan langkah-langkah berikut: Tentukanlah unsur-unsur intrinsik yang terdapat di dalam cerpen tersebut! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………….







LKS 2: LEMBAR KERJA SISWA Bahasa Indonesia
Nama……………………. Kelompok……………… Tanggal……………….
Kegiatan 2 Carilah sebuah Cerpen. Lalu bacalah. Setelah membaca, kerjakan langkah-langkah berikut: Tentukanlah unsur-unsur intrinsik yang terdapat di dalam cerpen tersebut! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………….

 LEMBAR PEGANGAN GURU
(LPG)

BAHASA INDONESIA
SMA KELAS X SEMESTER 1

Standar Kompetensi
Mendengarkan: 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung/tidak langsung.

Oleh:  

 Unsur Intrinsik Karya Sastra adalah unsur-unsur yang secara organik membangun sebuah karya sastra dari dalam Contoh unsur intrinsik
 (1) tokoh
(2) alur
 (3) latar,
 (4) judul
(5) sudut pandang
(6) gaya dan nada

 Secara umum unsur-unsur intrinsik karya sastra prosa adalah:
1. Tokoh /karakter
2. Alur / plot
3. latar/ setting
 4. sudut pandang (point of view)
5. tema
6. amanat

  Karakter adalah orang yang mengambil bagian dan mengalami peristiwa-peristiwa atau sebagian peristiwa-peristiwa yang digambarkan di dalam plot.  Plot adalah rangkaian peristiwa yang satu sama lain dihubungan dengan hukum sebab-akibat.  Latar adalah latar peristiwa yang menyangkut tempat, ruang, dan waktu. Tema adalah gagasan pokok yang terkandung dalam drama yang  berhubungan dengan arti (mearning atau dulce) drama itu; bersifat lugas, objektif, dan khusus.  Amanat adalah pesan yang hendak disampaikan oleh pengarang kepada pembaca yang berhubungan dengan makna (significance atau utile) drama itu; bersifat kias, subjektif, dan umum.

 PEMBEDAAN TOKOH

A. Dilihat dari segi peranan/ tingkat pentingnya/ keterlibatan dalam cerita
1. tokoh utama (main/ central character) yaitu tokoh yang diutamakan penceritaannya
2. tokoh tambahan (peripheral character) yaitu penceritaan relatif pendek (tidak mendominasi)
 B. Dilihat dari fungsi penampilan tokoh
1. Protagonis memberikan simpati, empati, melibatkan diri secara emosional terhadap tokoh tersebut. Tokoh yang disikapi demikian disebut tokoh protagonis.
2. Antagonis - tokoh yang menyebabkan terjadinya konflik - beroposisi dengan tokoh protagonis - Peran antagonis dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. tokoh antagonis
2. kekuatan antagonis (tak disebabkan oleh seorang tokoh) Contoh: bencana alam, kecelakaan, nilai-nilai sosial, lingkungan alam, nilai moral, kekuasaan dan kekuatan yang lebih tinggi, dan sebagainya.
 C. Berdasarkan Perwatakannya
1. Tokoh Sederhana/ Simple/ Flat Tokoh yang hanya mempunyai satu kualitas pribadi (datar, monoton, hanya mencerminkan satu watak tertentu). Biasanya dapat dirumuskan dengan satu kalimat 2. Tokoh Bulat/ Complex/ Round Diungkap berbagai kemungkinan sisi kehidupan, kepribadian, dan jati dirinya. Bertentangan, sulit diduga, dan mempunyai unsur surprise. Keduanya tidak bersifat bertentangan, hanya merupakan gradasi saja.
 D. Berdasarkan berkembang atau tidaknya perwatakan tokoh
• Tokoh Statis adalah tokoh tak berkembang yang secara esensial tidak mengalami perubahan atau perkembangan perwatakan sebagai akibat peristiwa-peristiwa yang terjadi.
 • Tokoh Berkembang
 • mengalami perkembangan perwatakan dalam penokohan yang bersifat statis biasanya dikenal tokoh hitam dan tokoh putih
 E. Berdasarkan Kemungkinan Pencerminan Tokoh terhadap Manusia dari Kehidupan Nyata
 • Tokoh Tipikal pada hakekatnya dipandang sebagai reaksi, tanggapan, penerimaan, tafsiran pengarang terhadap tokoh manusia di dunia nyata. Contoh guru, pejuang, dan lain-lain.
• Tokoh Netral tokoh cerita yang bereksistensi demi cerita itu sendiri. Ia benar-benar merupakan tokoh imajiner


 LEMBAR PENILAIAN
(LP)

BAHASA INDONESIA SMA
KELAS X SEMESTER 1

 Standar Kompetensi

Mendengarkan: 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung/tidak langsung.

Oleh:

LP 1 : KOGNITIF PROSES

Pedoman Penskoran LKS 1
Nokomponen Deskriptor skor
1 2 3 
1Mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik yang ada di dalam cerpenSiswa mampu Mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik yang ada di dalam cerpen
 Keterangan:
1. (3) sangat tepat
2. (2) tepat
3  (1) tidak tepat

Cara Pemberian Nilai

 Rumus: Nilai=(Skor Perolehan Siswa)/(Skor Maksimun) x 100


LP 2 : KOGNITIF PRODUK

Pedoman Penskoran LKS 2 
NoKomponen Deskriptor skor 
1 2 3 
1 Menentukan unsur intrinsik yang ada di dalam cerpen Siswa mampu menentukan unsur intrinsik yang ada di dalam cerpen
2
Menjelaskan maksud unsur intrinsik cerpen yang telah ditemukan
Siswa mampu menjelaskan maksud unsur intrinsik cerpen yang telah ditemukan

 Keterangan:
1.  (3) sangat tepat
2.  (2) tepat
3.  (1) tidak tepat

Cara Pemberian Nilai

 Rumus: (Skor Perolehan Siswa)/(Skor Maksimun) x 100


LP 3 : PSIKOMOTOR

 Pedoman Penskoran LKS 3

NoKomponenDeskriptor Skor Catatan
1Mampu membacakan hasil identifikasi unsur intrinsik yang terdapat di dalam cerpen, dengan kriteria:
1. suara

2. lafal

3. intonasi
a. sangat baik
b. kurang baik
c. tidak baik


a. sangat baik
b.kurang baik
c. tidak baik

a. sangat baik
b. kuang baik
c. tidak baik
3
2
1






3
2
1



3
2
1

2Menanggapi hasil identifikasi yang disampaikan teman Siswa mampu menanggapi hasil identifikasi unsur intrinsic cerpen yang disampaikan teman
1
2
3



Keterangan:
 (3) sangat tepat
 (2) tepat
 (1) tidak tepat

Cara Pemberian Nilai

 Rumus: (Skor Perolehan Siswa)/(Skor Maksimun) x 100

 LP 4 : AFEKTIF (KARAKTER)

No Karakter Skor Total Tanggung Jawab Disiplin Ketekunan Kreatif Kritis 1 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 2 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 6 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 7 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 8 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 9 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 10 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 11 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 12 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 13 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 14 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 15 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 16 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 17 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 18 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 19 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 20 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 21 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 22 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 23 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 24 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 25 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 26 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 27 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 28 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 29 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 30 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 31 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 32 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 33 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 34 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 35 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 36 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 37 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 38 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 39 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 40 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Keterangan 4 = sangat baik 2 = kurang baik 3 = baik 1 = tidak baik LP 5 : AFEKTIF (KECAKAPAN SOSIAL) No Karakter Skor Total Inisiatif Berbahasa Santun dan Komunikatif Partisipasi 1 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 2 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 6 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 7 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 8 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 9 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 10 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 11 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 12 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 13 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 14 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 15 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 16 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 17 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 18 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 19 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 20 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 21 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 22 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 23 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 24 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 25 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 … Keterangan 4 = sangat baik 2 = kurang baik 3 = baik 1 = tidak baik Kendari,13 Desember 2011 Mengetahui, Guru Pamong Mahasiswa KKP-PPL Nur Niati, S.Pd Eka Cahyowati Menyetujui, Kepala Sekolah Drs. H. N.P Dahlan

Rabu, 06 Juni 2012

pengertian daftaR PUSTAKA

2.1. Pengertian Daftar Pustaka

    Daftar pustaka adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel- artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau sehagian dan karangan yang tengah digarap. Bagi orang awam, bibliografi mungkin tidak penting artinya, tetapi bagi seorang sarjana seorang calon sarjana. atau seorang cendekiawan, daftar kepustakaan itu merupakan suatu hat yang sangat penting.
2.2 Fungsi

    Untuk mendeskripsi yang penting tentang buku, majalah, harian itu secara keseluruhan, karena itu fungsi catatan kaki dan daftar pustaka seluruhnya tumpang-tindih satu sama lain. Selain itu berfungsi sebagai pelengkap dari sebuah catatan kaki, Pada daftar pustaka dapat mengetahui keterangan-keterangan yang lengkap mengenai buku atau majalah itu.
2.3 Unsur-unsur
    Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap.Judul buku, termasuk judul tambahan.
    Data publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke-berapa, nomor jilid, dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
    Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid. nomor dan tahun.

2.4 Bentuk

    Daftar isi disusun menurut urutan alfabetis dan nama pengarangnya. Untuk maksud tersebut nama-nama pengarang harus dibalikkan susunannya: nama keluarga, nama kecil, lalu gelar-gelar kalau ada. Jarak antara baris dengan baris adalah spasi rapat. Jarak antara pokok dengan pokok adalah spasi ganda. Tiap pokok disusun sejajar secara vertikal. dimulai dan pinggir margin kiri, sedangkan baris kedua, ketiga, dan seterusnya dan tiap pokok dimasukkan ke dalam tiga ketikan (bagi karya yang mempergunakan lima ketikan ke dalam
Prinsip Sopan Santun (Macam-macam Maksim)
Prinsip Sopan Santun Leech
1.Maksim Kearifan (Tact Maxim):
- buatlah kerugian orang lain sekecil mungkin
- buatlah keuntungan orang lain sebesar mungkin
Contoh:’Anda makan dahulu, saya belakangan.’
2.Maksim Kedermawanan (Generosity Maxim):
- buatlah keuntungan diri sendiri sekecil mungkin
- buatlah kerugian diri sendiri sebesar mungkin.
Contoh: ‘Biar saya pindahkan kursi itu kesana.’
3.Maksim Pujian (Aprobation Maxim):
- kecamlah orang lain sedikit mungkin
- pujilah orang lain sebanyak mungkin
Contoh:’mobilmu bagus juga ternyata!’
4.Maksim Kerendahan Hati (Modesty Maxim):
- pujilah diri sendiri sedikit mungkin
- kecamlah diri sendiri sebanyak mungkin
Contoh: ‘Ah, baju ini sudah lama, kok. Baru saya pakai.’
5.Maksim Kesepakatan (Agreement Maxim):
- usahakan agar ketaksepakatan antara diri dan orang lain terjadi sedikit mungkin
- usahakan agar kesepakatan antara diri dengan orang lain terjadi sebanyak mungkin.
Contoh: saya setuju usul anda kemarin
6.Maksim Simpati (Sympathy Maxim)
- kurangilah rasa antipati kepada orang lain sekecil mungkin
- tingkatkan rasa simpati sebanyak-banyaknya kepada orang lain.
Contoh:‘Saya ikut sedih anjingmu mati’
Prinsip Sopan Santun Robin T. Lakoff (1990)
1.Jangan memaksa (don’t impose):
-‘Di mana Yati?
-Tolong dipanggilkan, ya.’
Lebih santun daripada
- ‘Cepat panggilkan Yati sekarang!’
2.Berikan pilihan (give options):
-‘Silahkan kerjakan ini sekarang atau besok.’
Lebih santun daripada
- ‘kerjakan ini sekarang juga!’
3.Buatlah rasa nyaman, bersikaplah ramah (make a feel good, be friendly):
-‘kamu dan saya tingkatannya sama, kita kan sama-sama murid Pak Daryanto.’
Lebih santun daripada
- ‘kamu muridnya Pak Daryanto atau bukan, sih?’
Kesantunan berhubungan dengan pengaturan muka (face manage-ment):
1. Mengancam muka (face-threate-ning acts/FTA)
2. Menyelamatkan muka (face-saving acts/FSA)
Ada dua macam muka:
1. Muka positif (Positive face): keinginan setiap orang agar tindakannya dihargai.
2. Muka negatif (Negative face): keinginan agar tindakkannya tidak dihalangi orang lain
Kesantunan meliputi
1. Cara mengungkapkan jarak sosial (social distance) dan hubungan peran (role relationships) yang berbeda dalam komunikasi.
2. Penggunaan muka (face) dalam komunikasi, yaitu strategi kesantunan positif dan strategi kesantunan negatif.
Lima kesantunan:
1. Without redressive action, baldly
2. Positive politeness
3. Negative politeness
4. Off record
5. Don’t do the FTA
Contoh 1:
- ‘Awas…mobil!’
Lebih sesuai daripada

unsur intrinsik cerpen

Unsur Intrinsik Cerpen
unsur- unsur intrinsik ialah unsur- unsur yang membangun karya sastra dari dalam karya sastra itu sendiri. Maksud dari dalam yaitu unsur tersebut masuk di dalam karya sastra itu sendiri. Secara umum unsure intrinsik karya sastra termasuk cerpen mencakup tema, alur, penokohan, latar, tegangan dan padahan, suasana, pusat pengisahan, dan gaya bahasa 1 Tema
Tema merupakan dasar cerita yaitu pokok permasalahan yang mendominasi suatu karya sastra (suharianto). Tema merupakan titik tolak pengarang dalam menyusun karya sastranya. Tema ini merupakan hal yang ingin disampaikan dan dipecahkan oleh pengarangnya melalui ceritanya. Tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita, maka tema pun bersifat menjiwai seluruh bagian cerita itu dari awal sampai akhir.2. Alur Cerita
alur atau plot dapat didefinisikan sebagai cara pengarang menjalin kejadian-kejadian secara beruntun dengan memperhatikan hukum sebab akibat sehingga merupakan kesatuan yang padu, bulat, dan utuh (Suharianto).
Alur dalam cerita terdiri atas lima bagian, yaitu: pemaparan/ pendahuluan, penggawatan, penanjakkan, puncak atau klimaks, dan peleraian3. Penokohan
Cerita sastra merupakan cerita yang mengisahkan kehidupan manusia dengan segala serbaneka kehidupannya. Dengan  pemahaman tersebut tentulah diwajibkan adanya tokoh sebagai perwujudan dari manusia dan kehidupannya yang akan diceritakan. Tokoh dalam cerita ini akan melakukan tugasnya menjadi “sumber cerita”. Tokoh merupakan benda hidup (manusia) yang memiliki fisik dan memiliki watak. Penokohan
Penokohan sering juga disebut perwatakan, yaitu pelukisan mengenai tokoh cerita. Pelukisan ini mencakup keadaan lahir dan batin tokoh. Keadaan lahir merupakan bentuk jazad tokoh dan siapa tokohnya, keadaan lahir mencakupi pandangan hidup tokoh, sikap tokoh, keyakinan, adat istiadat, dll.4. Latar
Segala peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia pasti tidak akan lepas dari ikatan ruang dan waktu. Begitu juga dalam cerpen ataupun novel yang mana itu merupakan penceritaan kehidupan manusia dan segala permasalahanya. Tempat kejadian dan waktu kejadian akan senantiasa menjalin setiap laku kehidupan tokoh dalam cerita. Dengan demikian dapat diartikan bahwa latar adalah tempat dan atau waktu terjadinya cerita.
Latar atau biasa juga disebut setting dalam karya sastra prosa (cerpen dan novel) tidak hanya berfungsi sebagai penunjuk tempat dan waktu cerita. Latar dalam karya sastra prosa ini juga dijadikan sebagai tempat pengambilan nilai-nilai yang ingin diungkapkan pengarang dengan ceritanya. Menurut Nurgiyantoro (2004:227—233) latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu latar tempat, latar waktu, latar sosial5. Tegangan dan PadahanSuspens atau tegangan merupakan bagian cerita yang membuat pembaca terangsang untuk melanjutkan membaca cerita. Keingina tersebut muncul karena pengarang seolah-olah menjanjikan pembaca akan menemukan sesuatu yang pembaca harapkan. Sedangkan padahan atau foreshadowing merupakan bagian cerita yang memberikan gambaran tentang sesuatu yang akan terjadi. Jadi padahan dan tegangan adalah tidak dapat dipisahkan, dengan kata lain dengan adanya padahan maka tercipta tegangan.6. Suasana
Seperti halnya waktu dan tempat pada sebuah cerita, suasana juga merupakan sebuah hal yang selalu mengiringi suatu kejadian. Suasana dapat diartikan sebagai segala peristiwa yang dialami yang dialami oleh tokoh pada suatu cerita. Misalnya suasana menyedihkan, menyenangkan dan lain sebagainya.7.   Pusat Pengisahan
Cerita merupakan gambaran yang menampilkan perikehidupan tokoh. Penempatan posisi pengarang terhadap tokoh untuk menampilkan cerita mengenai perikehidupan tokoh dalam cerita itulah yang dinamakan pusat pengisahan (point of view) atau kadang disebut juga sudut pandang.  Secara umum pusat pengisahan dikategorikan dalam 4 jenis, yaitu Pengarang sebagai pelaku utama cerita, pengarang ikut bermain tetapi bukan sebagai tokoh utama, pengarang serba hadir, dan pengarang peninjau 8. Gaya Bahasa
Bahasa dalam karya sastra prosa (cerpen dan novel) memiliki fungsi ganda yaitu sebagai penyampai maksud pengarang dan sebagai penyampai perasaan. Pengarang dalam membuat karya sastra bukan hanya sebatas ingin memberitahu pembaca akan apa yang dialami tokoh, namun pengarang juga bermaksud mengajak pembaca merasakan apa saja yang dialami oleh tokoh dalam cerita. Karena keinginan inilah gaya bahasa yang digunakan dalam karya sastra sering berbeda dengan gaya bahasa pada kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain gaya bahasa dapat diartikan sebagai cara (berbahasa) yang ditempuh penulis untuk menyampaikan pikiran atau maksud.

pengertian hikayat

Pengertian hikayat
Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa terutama dalam bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian, serta mukjizat tokoh utama.
Ciri-ciri hikayat
a.    sebagai suatu jenis sastra, hikayat memiliki cara tersendiri dalam menampilkan realitas kehidupan
b.    sebagai sebuah karangan hikayat bermediakan bahasa Melayu
c.    berhubung pada dasarnya hal yang diungkapkan pengarang disampaikan dengan jelas menceritakan, meriwayatkan, dan mendorongkan, maka jenis karangan yang digunakan adalah narasi.
d.    dilandasi oleh adanya unsur cerita/dongeng. maka hikayat berkesan rekaan/fiksional
e.    hikayat umumnya bermotifkan keajaiban dan kesaktian.
f.    bentuk karangan yang digunakan adalah prosa
g.    isi cerita berkisar pada tokoh raja dan keluarganya (istana sentries)

contoh hikayat

Contoh Hikayat
Hikayat Si Miskin
Karena sumpah Batara Indera, seorang raja keinderaan beserta permaisurinya bibuang dari keinderaan sehingga sengsara hidupnya. Itulah sebabnya kemudian ia dikenal sebagai si Miskin.
Si Miskin laki-bini dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing itu berjalan mencari rezeki berkeliling di Negeri Antah Berantah di bawah pemerintahan Maharaja Indera Dewa. Ke mana mereka pergi selalu diburu dan diusir oleh penduduk secara beramai-ramai dengan disertai penganiayaan sehingga bengkak-bengkak dan berdarah-darah tubuhnya. Sepanjang perjalanan menangislah si Miskin berdua itu dengan sangat lapar dan dahaganya. Waktu malam tidur di hutan, siangnya berjalan mencari rezeki. Demikian seterusnya.
Ketika isterinya mengandung tiga bulan, ia menginginkan makan mangga yang ada di taman raja. Si Miskin menyatakan keberatannya untuk menuruti keinginan isterinya itu, tetapi istri itu makin menjadi-jadi menangisnya. Maka berkatalah si Miskin, “Diamlah. Tuan jangan menangis. Biar Kakanda pergi mencari buah mempelam itu. Jikalau dapat, Kakanda berikan kepada tuan.”
Si Miskin pergi ke pasar, pulangnya membawa mempelam dan makanan-makanan yang lain. Setelah ditolak oleh isterinya, dengan hati yang sebal dan penuh ketakutan, pergilah si Miskin menghadap raja memohon mempelam. Setelah diperolehnya setangkai mangga, pulanglah ia segera. Isterinya menyambut dengan tertawa-tawa dan terus dimakannya mangga itu.
Setelah genap bulannya kandunga itu, lahirlah anaknya yang pertama laki-laki bernama Marakarmah (=anak di dalam kesukaran) dan diasuhnya dengan penuh kasih saying.
Ketika menggali tanah untuk keperluan membuat teratak sebagai tempat tinggal, didapatnya sebuah tajau yang penuh berisi emas yang tidak akan habis untuk berbelanja sampai kepada anak cucunya. Dengan takdir Allah terdirilah di situ sebuah kerajaan yang komplet perlengkapannya. Si Miskin lalu berganti nama Maharaja Indera Angkasa dan isterinya bernama Tuan Puteri Ratna Dewi. Negerinya diberi nama Puspa Sari. Tidak lama kemudian, lahirlah anaknya yang kedua, perempuan, bernama Nila Kesuma.
Maharaja Indera Angkasa terlalu adil dan pemurah sehingga memasyurkan kerajaan Puspa Sari dan menjadikan iri hati bagi Maharaja Indera Dewa di negeri Antah Berantah.
Ketika Maharaja Indera Angkasa akan mengetahui pertunangan putra-putrinya, dicarinya ahli-ahli nujum dari Negeri Antah Berantah.
Atas bujukan jahat dari raja Antah Berantah, oleh para ahli nujum itu dikatakan bahwa Marakarmah dan Nila Kesuma itu kelak hanyalah akan mendatangkan celaka saja bagi orangtuanya.
Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati Maharaja Indera Angkasa. Maka, dengan hati yang berat dan amat terharu disuruhnya pergi selama-lamanya putra-putrinya itu.
Tidak lama kemudian sepeninggal putra-putrinya itu, Negeri Puspa Sari musnah terbakar.

PENGERTIAN WACANA MENURUT PARA AHLI

PENGERTIAN WACANA MENURUT PARA AHLI
      1. Harimurti Kridalaksana
Harimurti Kidalaksana mengungkapkan wacana adalah satuan bahasa terlengkap dan merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar dalam hierarki gramatikal. Namun, dalam realisasinya wacana dapat berupa karangan yang utuh (novel, buku, seri ensiklopedia, dan sebagainya), paragraf, kalimat, frase, bahkan kata yang membawa amanat lengkap.
      2. Crystal
Menurut Crystal, dalam bidang linguistik, wacana berarti rangkaian sinambung kalimat yang lebih luas daripada kalimat, sedangkan dari sudut psikolinguistik, wacana merupakan suatu proses dinamis pengungkapan dan pemahaman yang mengatur orang dalam interaksi kebahasaan.

      3. Kinneavy
Kinneavy mengungkapkan bahwa wacana adalah teks yang lengkap yang disampaikan baik cara lisan maupun tulisan yang tersusun oleh kalimat yang berkaitan.
      4. Wahab
Wahab mendefinisikan wacana sebagai organisasi bahasa yang lebih luas dari kalimat atau klausa.
      5. Edmonson
Edmonson mengungkapkan bahwa wacana adalah suatu periatiwa terstruktur yang diwujudkan di dalam perilaku linguistik atau yang lainnya.
      6. Longacre
Longacre mengemukakan bahwa wacana merupakan suatu rentetan kalimat yang membentuk suatu pengertian yang serasi, baik dalam pengertian maupun dalam manifestasi fonetisnya.
      7. Van Dijk
Van Dijk memandang bahwa wacana merupakan konstruksi teoretis yang abstrak, yang kemudian terlaksana melalui teks.
 8. Bambang  Hartono
Bambang Hartono mendefinisikan wacana sebagai berikut, wacana adalah satuan kebahasaan yang unsurnya terlengkap, tersusun oleh kata, frase, kalimat atau kalimat-kalimat, baik lisan maupun tulis yang membentuk suatu pengertian serasi dan terpadu, baik dalam pengertian maupun dalam manifestasi fonetisnya.